Pertamina dan CSIS Luncurkan Kerjasama Southeast Asia Energy Security Initiatives dan The Banyan Tree Leadership Forum

Pertamina dan CSIS Luncurkan Kerjasama Southeast Asia Energy Security Initiatives dan The Banyan Tree Leadership Forum

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meluncurkan kerjasama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang merupakan lembaga think-tank yang berbasis di Washington D.C., AS. Kerjasama ini mencakup dua program yaitu Southeast Asia Energy Security Initiative dan The Banyan Tree Leadership Forum, yang akan fokus mengkaji isu energi di Asia Tenggara serta isu penting lain yang mempengaruhi kawasan tersebut.

 

Didirikan pada 1957, Pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan bisnis energi secara terintegrasi. Pertamina kini telah memiliki rekam jejak dan operasi di dunia internasional, sejalan dengan visinya untuk menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia. Oleh karena itu, kemitraan dengan CSIS ini menandai inisiatif Pertamina untuk berpartisipasi dalam panggung kebijakan energi global untuk memperluas pemahaman publik akan masalah energi yang berpengaruh secara global.

 

Program CSIS-Pertamina Southeast Asia Energy Security Initiative mencakup rangkaian forum roundtable untuk mengkaji isu penting sektor energi di kawasan Asia Tenggara. Forum ini akan melibatkan pejabat senior Amerika Serikat dan Indonesia, manajemen Pertamina, akademisi, analis dan kalangan pemerhati kebijakan. Hasil diskusi akan dituangkan dalam makalah kajian kebijakan yang akan disampaikan kepada pemangku kepentingan di Amerika Serikat dan Asia Tenggara, termasuk kongres, pejabat eksekutif, lembaga think-tank, akademisi, dan komunitas LSM.

 

Adapun program CSIS-Pertamina Banyan Tree Leadership Forum merupakan kelanjutan dari program Banyan Tree Leadership Forum yang telah berjalan selama ini. Forum ini telah dikenal luas sebagai wadah bagi para pemimpin Asia dan Amerika untuk menyampaikan visi dan pandangan mereka tentang isu-isu penting yang berdampak pada hubungan regional dan bilateral.

 

Beberapa tokoh yang sebelumnya telah menjadi pembicara dalam forum ini termasuk Perdana Menteri Malcolm Turnbull,  mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, Senior Advisor Presiden RI yang sekarang menjabat Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, mantan Menlu Singapura K. Shanmugam, Senator AS, Patrick Leahy dan mantan Presiden Vietnam Truong Tan Sang. Selain itu, Menlu Australia Julie Bishop dan Mantan Deputi Perdana Menteri Australia Wayne Swan juga masuk dalam daftar panjang pembicara Bayan Tree Leadership Forum.

 

“Saat ini merupakan momen yang tepat untuk memastikan bahwa isu-isu energi mempengaruhi kawasan Asia Tenggara dapat dipahami dengan baik oleh pengambil kebijakan di Washington D.C.”, ungkap Sekretaris Perseroan Pertamina Syahrial Mukhtar. Dia menambahkan,“Pertamina sangat antusias untuk menjadi bagian dari upaya ini, termasuk untuk mengupayakan hubungan kerjasama antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara. Kedua program yang digagas akan membantu meningkatkan pemahaman global tentang isu ketahanan energi di Indonesia dan Asia Tenggara, serta memperkenalkan Pertamina sebagai perusahaan migas nasional Indonesia kepada stakeholder.

 

Sebagai kegiatan pertama dalam payung kerjasama ini, CSIS akan menyelenggarakan diskusi panel dengan tema “Australia and Indonesia’s energy, resources and security” pada Selasa, 21 Maret pukul 13.30 – 15.00 waktu Washington DC. Kegiatan ini akan menghadirkan Deputi I Kantor Staf Presiden RI, Darmawan Prasodjo.

 

“Pertamina dan CSIS telah meluncurkan program berkelas dunia yang akan menjembatani hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia dan negara Asia Tenggara lebih jauh”, tutur Darmawan yang meraih gelar doktor di bidang Natural Resources Economics dari Texas A&M University.

Share this post