Pertamina Rencanakan Bangun Kilang Petrokimia Berkapasitas 1 juta Ton/tahun

Pertamina Rencanakan Bangun Kilang Petrokimia Berkapasitas 1 juta Ton/tahun

JAKARTA, PT Pertamina (Persero) menargetkan penguasaan pasar petrokimia nasional hingga 80% pada 2025 yang diyakini dapat tercapai melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional.


Pada tahap awal, Pertamina akan merealisasikan proyek pembangunan naphta cracker dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dengan hasil produksi berbagai macam produk petrokimia unggulan. Proyek tersebut diperkirakan akan memerlukan investasi tidak kurang dari US$5 miliar.


Untuk mewujudkan rencana tersebut, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan tiga perusahaan petrokimia multinasional, yaitu SK Global Chemical, PTT Global Chemical, dan Mitsubishi Corporation, yang merupakan perusahaan petrokimia terkemuka di kawasan Asia. Dalam empat bulan sejak ditandatanganinya MoU, Pertamina akan menetapkan salah satu di antara ketiga perusahaan yang memenuhi kriteria, terutama kemampuan dan kekuatan di bidang teknologi, jaringan bisnis, dan finansial, sebagai mitra usaha patungan untuk pembangunan naphta cracker. Kilang Naphta Cracker ini ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2017 dengan produksi Ethylene 250 ribu Ton/tahun, Polyethylene 400 ribu Ton/tahun, Polypropylene 350 ribu Ton/tahun, PVC 200 ribu ton/tahun.


Pertamina dan mitra terpilih selanjutnya akan melakukan Feasibility Study (FS) yang akan tuntas pada akhir 2013. Penandatanganan dan peresmian perusahaan patungan untuk membangun kilang petrokimia, yang akan menandai kebangkitan kedua industri petrokimia nasional setelah 1970-an ini akan dilakukan pada Desember 2013.


“Dalam kerjasama ini, Pertamina menetapkan kepemilikan saham minimal dalam perusahaan patungan sebesar 51%. Pertamina mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan kami berkomitmen tinggi untuk merealisasikan proyek ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah untuk mengurangi ketergantungan industri nasional terhadap impor petrokimia,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.


Saat ini, impor produk petrokimia ditaksir mencapai sekitar US$5 miliar per tahun. Adapun, Pertamina sejauh ini baru memasok sekitar 10% dari total kebutuhan petrokimia nasional.


“Setelah naphta cracker tersebut terbangun, kami menargetkan untuk dapat menguasai 30% pangsa pasar pada 2017,di mana pada saat itu pasar petrokimia nasional diperkirakan akan mencapai US$30 miliar, Pada tahap selanjutnya Pertamina menargetkan penguasaan pasar petrokimia menjadi 80% pada 2025. Dengan dukungan bahan baku yang bersumber dari alam Indonesia, kapasitas Pertamina selaku pemilik aset kilang terbesar di Asia Tenggara, serta kerjasama dengan mitra terbaik, kami yakin target tersebut dapat tercapai.”


Sebelum naphta cracker tersebut beroperasi, perusahaan patungan Pertamina dan mitra akan bekerjasama melakukan kegiatan pemasaran produk petrokimia di pasar domestik dan regional. Dengan peran Pertamina itu, diharapkan pasar produk petrokimia, khususnya domestik, lebih kompetitif dan efisien dengan kehandalan pasokan yang lebih terjamin.

Share this post