Pertamina Sambut Baik Keputusan Pemerintah Untuk Konversi Kilang LNG Arun

Pertamina Sambut Baik Keputusan Pemerintah Untuk Konversi Kilang LNG Arun

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyambut positif keputusan pemerintah melalui Menteri BUMN untuk mempercepat pemanfaatan kilang LNG Arun sebagai terminal penerima dan regasifikasi LNG guna memenuhi kebutuhan gas di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang kebutuhannya ditaksir akan mencapai sekitar 420 MMscfd pada 2018.

 

Terhadap keputusan tersebut, Pertamina berkomitmen melakukan berbagai upaya percepatan-percepatan pelaksanaan proyek yang diperkirakan menelan investasi sekitar US$80 juta di luar pembangunan pipa sepanjang ruas Arun-Belawan. Optimisme tersebut diyakini akan lebih mudah dicapai, karena selain telah mendapatkan dukungan dari pemerintah, Pertamina juga telah secara intensif membahas bentuk kerjasama dengan BUMD Aceh.

 

"Proyek konversi Kilang LNG Arun sebagai terminal penerima & regasifikasi LNG serta pembangunan pipa Arun-Belawan oleh Pertamina akan lebih cepat terlaksana karena Pertamina dan BUMD Aceh telah melakukan pembahasan kerjasama. Kerjasama tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan rakyat dan Pemerintah Aceh terhadap Pertamina," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun.

 

Tujuan dari konversi aset Arun tersebut adalah untuk menunjang kelangsungan pembangunan Aceh dengan menghidupkan kembali industri yang telah mati suri, seperti PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kertas Kraft Aceh, Perusahaan Daerah Pemerintah Aceh, menjaga kinerja PT Pupuk Iskandar Muda secara berkelanjutan. Proyek itu juga untuk dimanfaatkan menjadi infrastruktur penyedia gas bagi PT PLN (Persero) dan industri di Medan dan sekitarnya.

 

Kapasitas Arun pada tahap awal 200 MMscfd dan bisa ditingkatkan menjadi 320 MMscfd dengan rencana investasi konversi fasilitas LNG Arun senilai US$73 juta untuk capex dan US$4 juta untuk opex. Biaya tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan apabila membangun FSRU baru dan atau menyewa fasilitas tersebut dari pihak lain.

 

Proyek telah menyelesaikan pekerjaan front end engineering design (FEED) pada Juni 2011 dan berbagai kajian lain dengan biaya hanya sekitar US$400.000. Terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun diharapkan sudah onstream pada Juni 2013.

 

Adapun, pembangunan ruas pipa Arun-Belawan dapat dilakukan lebih cepat karena PT Bina Marga, PT KAI, dan Pertamina telah melakukan pembahasan kerjasama pemanfaatan sebagian lahan jalan dan jalur kereta untuk pembangunan/penggelaran pipa Arun-Belawan. Dengan adanya skema kerjasama ini maka tidak diperlukan lagi pembebasan lahan untuk jalur pipa (right of way). Gubernur dan DPRD Aceh memberikan dukungan penuh kepada Pertamina untuk memanfaatkan Kilang LNG Arun sebagai Terminal Receiving & Regasifikasi LNG, termasuk untuk pembangunan pipa gas Arun-Belawan yang merupakan bagian dari paket pemanfaatan aset kilang tersebut karena dengan dibangunnya pipa gas Arun-Belawan, industri dan perekonomian Aceh hingga Sumatera Utara akan berkembang pesat, selain itu Aceh akan menjadi salah satu lumbung energi yang akan menjamin ketahanan energi dan listrik nasional.

 

"Pemerintah dan DPRD Aceh telah memberikan komitmen jaminan keamanan bahwa rakyat Aceh mendukung penuh kegiatan pembangunan pipa gas tersebut dan telah dicapai kesepakatan antara Pertamina, perwakilan Pemerintah Aceh, Keuchik, Pemuka Masyarakat Aceh, Pemuda Aceh dan Universitas Malikussaleh pada November 2011."

 

DPR juga telah memberikan rekomendasi kepada Setwapres bahwa program Pertamina untuk mengkonversi Kilang LNG Arun sebagai Terminal Receiving & Regasifikasi LNG serta pembangunan pipa Arun-Belawan agar segera dilaksanakan dalam rangka percepatan revitalisasi industri Aceh dan menjaga stabilitas keamanan di Aceh. Selain Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan telah memberikan persetujuan kepada Pertamina terhadap rencana proyek itu pada September dan kini Ditjen Kekayaan Negara membahas secara intensif perjanjian sewa aset dengan Pertamina terkait hal tersebut.

 

"PIM, PLN, dan Pertamina juga tengah secara intensif membahas skema pengaturan pasokan gas yang akan dialirkan melalui fasilitas terminal penerima LNG Arun dan pipa Arun-Belawan. Karena selain masalah ketahanan energi, proyek tersebut cukup vital untuk mendukung ketahanan pangan."

 

Konversi kilang LNG Arun menjadi terminal penerima & regasifikasi LNG yang tengah dilakukan Pertamina juga dikembangkan dalam satu paket dengan konversi kilang tersebut sebagai Hub Terminal untuk LNG dan LPG sehingga infrastruktur energi dapat lebih terintegrasi dan ketahanan energi nasional akan meningkat.

Share this post