Pertamina Siap Menjadi Tulang Punggung Pemanfaatan LNG Nasional

Pertamina Siap Menjadi Tulang Punggung Pemanfaatan LNG Nasional

BONTANG, PT Pertamina (Persero) siap menjadi tulang punggung bagi upaya pemanfaatan gas bumi domestik seiring penyelesaian berbagai proyek infrastruktur penerima gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) sebagai jawaban terhadap peningkatan kebutuhan gas nasional.


Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto mengatakan pengapalan LNG Bontang untuk domestik merupakan tonggak penting dan bersejarah bagi upaya bangsa Indonesia dalam membangun kemandirian dan ketahanan energinya. Momentum ini akan menjadi pintu bagi kegemilangan industri LNG Tanah Air yang kedua, setelah pada dekade 70-an Indonesia berhasil menjadi pioneer bagi monetisasi gas bumi menjadi LNG untuk tujuan ekspor melalui dua fasilitas kilang LNG, yaitu di Bontang, Kalimantan Timur dan Arun, Nangroe Aceh Darussalam.


"Pada saat itu, harga minyak masih relatif rendah dan produksi minyak dalam negeri masih tinggi sehingga gas bumi belum menjadi prioritas pemanfaatannya di dalam negeri. Di sisi lain, penemuan gas di dua lokasi, yaitu di Kalimantan Timur dan juga Aceh begitu besar sehingga wajar ekspor LNG di lakukan karena disamping untuk keekonomian proyek, juga dapat mendatangkan devisa Negara, yang pada saat itu pula kita masih amat bergantung pada penerimaan minyak dan gas bumi," terang Hari.


Namun, seiring dengan terus menurunnya tingkat produksi minyak, di sisi lain produksi dan temuan cadangan gas bumi terus meningkat, serta kenaikan harga minyak mentah dunia yang mendorong peningkatan harga produknya, gas bumi yang relatif lebih murah lantas dilirik konsumen dalam negeri. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, industri manufaktur pun berkembang dan kebutuhan listrik semakin meningkat.


Tren pertumbuhan positif tersebut melahirkan permintaan gas baru yang harus dijawab dengan pemenuhan segera kebutuhan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi, mengingat Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dan jarak antara sumber gas dan konsumen yang terpisahkan oleh lautan luas. "Melalui Nusantara Regas, FSRU Regas Satu telah berlabuh di Teluk Jakarta, Jawa Barat dan siap difungsikan. Dan hari ini pengapalan perdana LNG domestik untuk FSRU Jawa Barat tersebut diwujudkan dan patut dicatat sebagai sejarah dalam mencapai cita-cita kemandirian dan ketahanan energi nasional."


Ke depan, permintaan gas domestik diperkirakan akan terus meningkat pesat, yaitu dari sekitar 3.500 MMSCFD pada 2009 menjadi 4.700 MMSCFD pada 2015. Hal ini dipicu oleh program pemerintah untuk merevitalisasi pabrik pupuk guna meningkatkan ketahanan pangan, optimalisasi pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit listrik, permintaan bahan baku industri, serta program konversi BBM ke bahan bakar gas untuk transportasi dan rumah tangga.


"Peningkatan permintaan tersebut harus dijawab dengan semakin banyaknya infrastruktur penerima LNG dan pipa transportasi gas. Pertamina siap menjadi back bone bagi upaya pemenuhan kebutuhan gas tersebut dengan mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi nasional," tuturnya.


Pertamina dalam jangka pendek segera menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur LNG nasional, di antaranya modifikasi kilang LNG Arun menjadi terminal penerima berikut pipa transmisinya dari Aceh ke Sumatera Utara, jaringan Integrated Trans Java Pipeline, dan beberapa terminal penerima LNG mini di sembilan titik untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN di Kawasan Timur Indonesia. "Untuk itu, kami sangat berkepentingan untuk mengamankan pasokan LNG nasional agar pemanfaatan LNG sebagai energi alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan dapat terus meningkat di Tanah Air. Kami juga mendukung upaya pemerintah untuk terus mendorong agar produsen gas memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gas domestik."

Share this post