Pertamina Sumbang PAD Rp171,3 Miliar di Aceh

BANDA ACEH – Pertumbuhan ekonomi Aceh masih lebih baik dibanding nasional, meski terdampak pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh yang dirilis Agustus lalu, triwulan kedua tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh turun 1,82 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pandemi COVID-19 memaksa masyarakat mengurangi mobilitas. Himbauan tinggal dan bekerja dari rumah, berimbas pada penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di awal masa pandemi. Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I mencatat penurunan konsumsi BBM sempat menyentuh angka 30 persen.

Kendati demikian, Pertamina tetap berupaya memberikan kontribusi optimal bagi Pemerintah Provinsi Aceh. Salah satunya melalui sumbangsih pada pendapatan asli daerah (PAD) lewat setoran Pajak Bahan Bakar Kendaraan (PBBKB) di Provinsi Aceh.

“Periode Januari-Juli tahun ini, Pertamina MOR I membukukan setoran PBBKB kepada Aceh senilai Rp 171,3 miliar. Hal tersebut tertuang dalam hasil rekonsiliasi yang dilakukan oleh Pertamina MOR I dengan Badan Keuangan Daerah Propinsi Aceh pada rapat daring bulan Agustus lalu,” ujar M. Roby Hervindo, Unit Manager Communication, Relation & CSR MOR I, pada Rabu, 30 September 2020.

Dampak pandemi pada sektor transportasi, menjadi penyebab setoran PBBKB Januari-Juli 2020 turun tipis 5,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun laju penurunan dihambat dengan tren positif meningkatnya konsumsi bahan bakar berkualitas.

"Hingga Juli 2020, porsi konsumsi Pertamax cs meningkat ketimbang Premium. Jika dibandingkan periode sama 2019, konsumsi Pertamax cs bertambah 4 persen. Sebaliknya konsumsi Premium turun 12,5 persen. Ini berkontribusi besar bagi PBBKB, karena nilai pajak Pertamax cs lebih besar dibanding Premium," jelas Roby.

Apabila tren positif meningkatnya konsumsi Pertamax cs ini dapat terus dipertahankan, tak mustahil setoran PBBKB juga akan bertumbuh. Apalagi sejak diterapkannya program pemasangan stiker sebagai identitas kendaraan yang berhak mengkonsumsi BBM subsidi di wilayah Aceh.

Pertamina mencatat sekitar sebulan sejak diterapkannya program pemasangan stiker di Aceh, konsumsi rata-rata harian Pertamax cs mengalami peningkatan. Sebaliknya konsumsi Premium mengalami penurunan mencapai 4,3 persen jika dibandingkan sebelum program pemasangan stiker.

“Dampak program stiker, kami melihat ada perubahan perilaku konsumsi ke arah BBM berkualitas. Pergeseran konsumsi 95 persen ke Pertamax, 5 persen ke Pertamax Turbo. Itu sebabnya Pertamax Turbo mengalami kenaikan tertinggi 27 persen, disusul Pertamax yang naik 14 persen, kemudian Pertalite naik tipis 0,5 persen dibandingkan sebelum program pemasangan stiker,” ungkap Roby.

Tren positif serupa juga terjadi pada segmen BBM diesel. Peningkatan tertinggi terjadi pada Dexlite yang mencapai 124 persen. Disusul Pertamina Dex yang naik 44 persen dibandingkan sebelum program.

“Ini menandakan program stiker mulai menunjukkan dampak positif. Pergeseran konsumsi dari BBM subsidi dan Premium, menggambarkan masyarakat mampu yang tak mau ditempel stiker, beralih menggunakan BBM berkualitas. Tentunya ini akan membawa dampak positif bagi konsumen, karena mesin kendaraan lebih awet dan efisien. Dampak lainnya, mendorong perekonomian Aceh melalui setoran PBBKB,” pungkas Roby. *MOR I/HM

Share this post