Jakarta, 20 Agustus 2021 – Dalam rangka mendukung upaya peningkatan eksplorasi dan produksi hulu migas, PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina lakukan sinergi bisnis melalui Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan PT Pelita Air Services dalam pengembangan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) secara daring (16/8).
Dalam sambutannya, Alpius Dwi Guntara, VP Upstream Innovation menerangkan perjalanan pentingnya kerja sama ini. “Kerja sama ini adalah sebagai bentuk sinergi untuk peningkatan kompetensi dan sharing pengetahuan terkait UAV yang sudah dilakukan di PT Pertamina (Persero) sebelumnya dan sekarang akan dilakukan oleh fungsi Upstream Innovation Subholding Upstream. Dengan adanya kerja sama ini akan memberikan peluang kedua belah pihak antara lain kerja sama pengoperasian, pengembangan teknologi hardware& software, pengembangan training centre dan pengembangan pasar,” ujar Alpius.
Hingga saat ini Subholding Upstream telah melaksanakan 26 Project yang tersebar di tiga anak usaha hulu yaitu PT Pertamina EP Cepu, PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi dengan total area mapping sebesar 29.683 Ha.
Guna menunjang update teknologi penggunaan wahana terbaru dan riset terkait sensor hyperspectral, PHE mengembangkan sinergi melalui Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) bersama Pelita Air Service selama 2 tahun. ‘’PHE merupakan salah satu anak perusahaan di Pertamina sudah melakukan teknologi UAV. Melalui kerja sama ini dapat menjadi modal bagi kedua perusahaan dapat berkontribusi bagi Pertamina Grup untuk bisa memetakan asset-asetnya’’, ujar Affan Hidayat, Plt Direktur Utama PT Pelita Air Service.
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama ini dilakukan oleh Alpius Dwi Guntara, VP Upstream Innovation PHE dan Affan Hidayat, Plt Direktur Utama PT Pelita Air Service disaksikan oleh Mia Krisna Anggraini, VP New Venture dan Asep Samsul Arifin VP Portfolio PT Pertamina (Persero). Adapun kerja sama pengembangan UAV antara PHE dengan Pelita Air Services antara lain sharing knowledge teknologi Unmanned Aerial System (UAS), pendampingan teknikal dan pemanfaatan resources untuk kegiatan pemetaan fotogrametri, inspeksi dan pengawasan udara. Selain itu, dalam kerja sama ini akan dilakukan studi inovasi bersama terkait pengembangan UAS, sensor dan metode baru dalam penggunaan teknologi.
Pengembangan UAV yang dilakukan PHE sebagai Subholding Upstream ini juga merupakan implementasi strategi regional pasca restrukturisasi untuk akselerasi sharing knowledge dan pemanfaatan kegiatan pemetaan fotogrametri di seluruh Wilayah Kerja di lingkungan Subholding Upstream. Hal ini mendukung dalam kinerja excellence operation yang juga turut mendukung target produksi Nasional minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030.
“Mengingat kerja sama ini sangat penting, kami sangat berharap semua dukungan yang terlibat sehingga nantinya akan dapat dilaksanakan transfer knowledge dan terciptanya inovasi baru teknologi UAS di Upstream Innovation,” tutup Alpius.