Presiden SBY Resmikan Proyek Pertamina Senilai US$15,8 miliar

Presiden SBY Resmikan Proyek Pertamina Senilai US$15,8 miliar

JAKARTA, Delapan proyek unggulan Pertamina dengan nilai total investasi US$15,8 miliar diresmikan yang diharapkan dapat memperkokoh fondasi perusahaan untuk mencapai visi World Class Energy Company dan Asia Energy Champion pada 2025.


Peresmian proyek dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Peresmian proyek-proyek dilakukan di atas KRI Makassar yang berlayar mendekati Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat, salah satu proyek yang diresmikan, di Teluk Jakarta.


Delapan proyek yang diresmikan akan menambah keunggulan Pertamina di berbagai lini bisnis perusahaan dari hulu ke hilir, dari energi fosil hingga energi terbarukan, yang sangat mendukung visi perusahaan. Proyek-proyek tersebut merupakan milestone perusahaan untuk menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional, agen utama pendorong perekonomian Indonesia kini dan di masa mendatang, sekaligus sebagai kado HUT Pertamina ke-55.


Dasawarsa ini, penguasaan energi dunia terus bergeser dari semula terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan global atau International Oil Company ke National Oil Company. Perubahan ini semakin membuka cakrawala pandang sekaligus menjadi peluang bagi Pertamina, sebagai National Oil Company Indonesia untuk terus meningkatkan peran dan kiprahnya, tidak hanya untuk menjadi ujung tombak ketahanan energi nasional, tetapi juga pelaku utama bisnis energi di tataran regional dan global.


“Pertamina telah menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mencapai cita-cita sebagai World Class Energy Company dan dapat berdiri sejajar dengan perusahaan global. Untuk itu, Pertamina akan lebih ekspansif menjalankan bisnis di masa mendatang, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga luar negeri. Kami siap menjadi lokomotif Indonesia Incorporated, bersinergi dengan BUMN-BUMN lainnya untuk mengharumkan nama Indonesia di percaturan ekonomi dunia melalui ekspansi bisnis,” tutur Karen.


Delapan proyek unggulan Pertamina yang diresmikan meliputi Enhanced Oil Recovery Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina EP Cepu senilai US$15 miliar yang diharapkan dapat menambah produksi Pertamina 80.000 barel per hari pada 2025, Gas Processing Plant Sungai Kenawang dan Pulau Gading senilai US$325 juta dengan tambahan produksi migas sebanyak 26.000 barel setara minyak per hari, dan NGL Plant Perta Samtan Gas senilai US$193 juta yang akan menambah pasokan LPG dan kondensat.


Presiden juga meresmikan pemanfaatan proyek infrastruktur, yaitu Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat senilai US$93,28 juta yang dapat menghemat subsidi listrik dari pemakaian BBM oleh PLN sebesar Rp16 triliun per tahun, proyek Terminal LPG Tanjung Sekong yang berkapasitas 10.000 MT senilai US$35 juta, dan pembangunan SPBG Coco untuk mengurangi subsidi BBM di sektor transportasi senilai US$3,7 juta.


Untuk memperkuat armada perkapalan Pertamina guna menjamin penguasaan rantai pasokan bisnis migas, juga diresmikan pengoperasian tiga unit kapal tanker (KAKAP, MEDITRAN, GAMKONORA) senilai US$78,8 juta. Adapun, Presiden juga meresmikan proyek energi terbarukan berupa pengoperasian PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 dengan investasi sebesar US$114 juta.


Karen Agustiawan mengatakan peresmian proyek ini tidak sekadar menunjukkan peran kepemimpinan Pertamina di sektor energi, melainkan juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, dan membuka lapangan kerja baru. “Peresmian proyek-proyek ini merupakan bukti kepemimpinan Pertamina sebagai tulang punggung bagi ketahanan energi nasional. Pertamina bahkan telah bertekad untuk dapat meng-energize Asia pada 2025 dengan melakukan diversifikasi lini bisnis sehingga Pertamina menjadi integrated energy holding company,” tambahnya.


Selain delapan proyek tersebut, terdapat beberapa inisiatif Pertamina yang akan mendukung pengembangan bisnis, meliputi Pertamina Hulu Way berupa pedoman praktik terbaik operasi migas Pertamina, petrochemical business partnership berupa pengembangan unit bisnis petrokimia terintegrasi yang bekerjasama dengan mitra-mitra global untuk merebut pasar petrokimia domestic. Pertamina juga segera membangun Pertamina Corporate University untuk peningkatan kualitas SDM perusahaan, dan pembangunan Pertamina Energy Tower sebagai pusat perkantoran terintegrasi.


Sebagai bentuk dukungan perusahaan untuk pengembangan energi terbarukan, Pertamina juga segera membangun pabrik solar cell berkapasitas 60MWp dan pabrik solar modul 30 MWp senilai US$48,6 juta. Pertamina juga berinisiatif untuk menambah produksi panas bumi sebesar 100.000 barel setara minyak per hari melalui pembentukan Geothermal Brigade 100K BOEPD.

Share this post