Karawang – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan lebih dari 100 personil untuk membantu pemulihan di sekitar pesisir Pantai Karawang yang terkena tumpahan minyak.
VP Corporate Communication Fajriyah Usman menjelaskan, keterlibatan personil TNI ini merupakan bagian dari kolaborasi TNI dan Pertamina dalam upaya menjaga serta menangani dampak dari peristiwa yang terjadi di salah satu Objek Vital Nasional di Anjungan PHE ONWJ.
“Kami berterima kasih kepada TNI atas respon cepat dan dukungannya untuk bersama-sama melakukan penanganan. Tim TNI ini akan membantu di bidang teritorial sekaligus penanganan pembersihan tumpahan minyak yang ada di pantai bersama masyarakat setempat di desa terdampak serta membangun sinergi dengan aparat pemerintah maupun komponen masyarakat. Kami berharap dengan adanya bantuan tambahan dari TNI bisa mempercepat penanganan bibir pantai di lokasi terdampak,” katanya.
Seperti diketahui, diduga telah terjadi anomali tekanan pada Anjungan YY milik PHE ONWJ yang menyebabkan adanya gelembung gas dan diikuti oleh oil spill. Pertamina telah melakukan sejumlah cara untuk menanganinya, termasuk menggunakan oil boom, fishing net dan mengerahkan puluhan kapal sebagai alat pendukung. Namun sebagian minyak yang tidak tertangkap karena cuaca/ombak tinggi pada akhirnya masih ada yang terbawa arus hingga mencapai pesisir pantai, termasuk Pantai Karawang.
Untuk itu, Pertamina telah memaksimalkan kapal dan peralatan oil boom, skimmer, octopus dan puluhan kapal untuk menangani tumpahan minyak di laut. Sementara personil TNI bersama masyarakat yang terlatih membantu Pertamina untuk menangani sebagian minyak yang tidak tertangkap di laut karena cuaca atau ombak.
“Pertamina menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terkena dampak dari kejadian ini. Kami bertanggung jawab dan berupaya maksimal untuk melakukan penanganan yang terbaik dengan prioritas adalah aspek keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan. Untuk itu, kami sudah bekerjasama dengan pihak-pihak berkualifikasi internasional yang sudah terbukti mampu dalam penanganan kejadian sejenis. Doakan hal ini dapat segera tertangani,” ujarnya.
Selain dengan TNI, Pertamina juga mengintensifkan komunikasi dengan sejumlah pihak lainnya seperti SKK Migas, Kementrian ESDM, Kementrian BUMN, Kementrian Perhubungan, Kementrian LHK, POLRI, Kemenko Maritim, Kemenko Perekonomian, Pemerintah Daerah, BNPB dan berbagai instansi lainnya. Komunikasi dan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat sekitar daerah terdampak, bahwa melibatkan mereka untuk bersama-sama melakukan pembersihan di beberapa pantai.
Sinergi antara Pertamina dengan TNI dalam menjaga Objek Vital Nasional sudah berjalan sejak lama dan dilakukan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya adalah perpanjangan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penguatan Kegiatan Teritorial TNI, Pengamanan Objek Vital Nasional Strategis dan Objek Lainnya, Bantuan Data dan Informasi, Penegakan Hukum Terhadap Oknum TNI, Pelatihan dan Pemanfaatan Fasilitas, serta Penyaluran Bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan untuk Kepentingan Negara pada Kamis (25/7) kemarin.
Salah satu bentuk kerjasama ini adalah penugasan panglima TNI ke Aster TNI untuk pemantauan dan peninjauan lokasi terdampak yang ditindaklanjuti dengan pengiriman personil.**