Jakarta, 19 November 2021 – Sejalan dengan semangat Go Green Pertamina, Subholding Upstream juga turut mendukung komitmen Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) yang telah diselenggarakan di Glasgow, UK (01/11) lalu. Beberapa langkah dilakukan Subholding Upstream Pertamina dalam mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2050.
“Langkah yang dilakukan Subholding Upstream Pertamina dalam mewujudkan road to zet zero emission tersebut antara lain melalui program Carbon Capture Utilization and Storage – Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR) Project di Lapangan Gundih dan Lapangan Sukowati, efisiensi energi di beberapa lapangan, penggunaan gas sebagai pengganti diesel engine, dan penggunaan jaringan listrik PLN untuk mendukung operasi di lapangan,” ujar Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina ditemu terpisah pada Rabu (17/11).
Selain itu, Subholding Upstream juga mengimplementasikan penggunaan PLTS dengan kerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia dan penerapan CCS (Carbon Capture Storage) selain CCUS pada lapangan penghasil gas CO2.
Untuk implementasi CCUS, saat ini tengah dilaksanakan joinstudy untuk mengetahui potensi pemanfaatan gas CO2 dari yang sebelumnya diabaikan untuk kemudian dapat dimanfaatkan guna mendukung operasi. Sebelumnya, sejak tahun 2016 Pertamina bekerja sama dengan Exxon Mobil Cepu Limited telah mengimplementasikan injeksi gas CO2 ke lapisan reservoir sebagai bagian program CCUS di Blok Cepu.
“Jumlah Gas CO2 dari Central Processing Plant (CPP) Gundihyang belum dimanfaatkan sebanyak 15 MMSCFD. Potensi Abatement atau yang terbuang sebesar 300,000 tCO2 /tahun atau sebesar ±3 million tCO2 untuk 10 Tahun. Melalui CCUS, Gas CO2 akan dimanfaatkan dan berpotensi untuk menambah produksi gas hingga 36 BSCF Gas & menambah produksi kondensat hingga 382.7 MSTB,” jelas Taufik.
Sementara untuk implementasi program CCUS di Lapangan Sukowati, saat ini telah mencapai tahapan study dengan Lemigas dan Japex. Melalui salah satu langkah program tersebut kami mendapatkan beberapa benefit, secara operasi produksi bisa meningkat, dan secara pengelolaan lingkungan kami dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari Gas CO2.
"Kami paham bahwa ini sebuah proses panjang dan berkelanjutan. Maka dari itu kami terus melakukan berbagai upaya lanjutan,” pungkas Taufik.
Upaya lanjutan Subholding Upstream dalam Net Zero Emission Indonesia pada 2050 juga ditujukan dengan komitmen dalam pengurangan emisi dari beberapa Wilayah Kerja di lingkungan Subholding Upstream meliputi program efisiensi energi, pengurangan Flare/Zero Flaring dan Penggunaan Renewable Energy.
Sejalan dengan implementasi Environmental, Social, andGovernance (ESG), Subholding Upstream juga menyusun RoadMap Emission Reduction & Decarbonization hingga tahun 2030 yang meliputi Road Map Zero Routine Flaring, Efisiensi energi hingga 2030 dan Peningkatan Bauran Energi dengan penggunaan Low Carbon Energy or Renewable Energy hingga minimal 30% dari total penggunaan energi yang telah didiskusikan dan disetujui Kamis (11/11) lalu yang juga merupakan upaya awal dalam mitigasi langkah dukungan menuju Net Zero Emission Indonesia 2050.