Jakarta, 4 Juli 2021 - PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK telah membina lebih dari 65 ribu usaha mikro dan kecil yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Seiring dengan kualitas pembinaan yang terus meningkat, jumlah UMK binaan pun ikut bertambah. Termasuk UMK di wilayah Indonesia Timur khususnya Maluku dan Papua semakin tumbuh dan berkembang.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, sejak tahun 1993 hingga Mei 2021, Pertamina telah membina lebih dari 2900 UMK yang tersebar di wilayah Maluku dan Papua. “Mitra binaan dari kedua kepulauan ini banyak memanfaatkan sumberdaya sekitar menjadi peluang usaha,” katanya.
Potensi sumberdaya alam dan manusia di Maluku dan Papua yang melimpah, memicu tumbuhnya usaha mikro dan kecil yang cukup pesat di kedua wilayah tersebut. Sehingga, geliat ekonomi berbasis kemasyarakatan pun ikut berkembang. Terbukti, berdasarkan data yang dihimpun pada situs Kementerian Koperasi dan UKM RI, jumlah UMK di kedua wilayah tersebut mencapai lebih dari 130 ribu UMK.
Fajriyah menambahkan, keberadaan Pertamina di region yakni Marketing Operasional Region (MOR) VIII Papua dan Refinery Unit (RU) VII Kasim Papua Barat membuat UMK yang ingin bergabung menjadi binaan Pertamina merasa lebih dekat.
“Alhasil, selama tahun 2020 hingga Mei 2021 ini sudah ada 360 mitra binaan baru yang berasal dari Maluku dan Papua. Seluruh UMK ini akan diperlakukan sama dengan UMK dari wilayah lain. Yakni pembinaan dan pendampingan hingga menjadi UMK naik kelas,” tegasnya.
Sherly Waromi, salah satu UMKM binaan RU VII ini mengaku senang menjadi mitra binaan Pertamina. Pemilik pangkalan minyak tanah ini berencana menggunakan pinjaman modal yang didapat untuk memperluas usahanya ke bidang perdagangan lain, yakni berupa peralatan olahraga. “Semoga bisa lebih besar dan mempekerjakan banyak orang. Sehingga bisa membantu warga sekitar mendapatkan penghasilan,” tuturnya.
Berbeda lagi dengan Steven Ibo, mitra binaan MOR VIII ini mengatakan, modal bergulir yang diterima digunakan untuk meningkatkan volume usahnya yang bergerak dalam produksi Virgin Coconut Oil (VCO) menjadi sabun VCO, kapsul VCO dan sabun buah merah. "Bantuan dari Pertamina akan dijadikan modal kerja dalam memproduksi lebih banyak lagi sabun dan minyak kelapa murni, apalagi kini, permintaan dari produksi kami sedang tinggi," ujar Steven.
Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.