UKM Ini Siap Masuki Pasar Ekspor Melalui Kerajinan Kain Perca dan Blacu

Jakarta, 27 Februari 2021 PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah membina puluhan ribu usaha kecil menjadi mitra binaannya. Banyak binaan yang menjalankan usahanya berbekal hobi. Dengan ketekunan yang kuat akhirnya bisnis yang dimulai dengan coba-coba itu akhirnya bisa berkembang dan terus naik kelas.

Salah satu contohnya adalah Tri Retno Mahanani. Pemilik UMK Citra Handycraft ini sejak lama sudah menyukai bidang jahit-menjahit. Bermula dari membuat satu-dua buah produk, ternyata banyak yang minat terhadap produknya. “Ya, dari coba-coba itu, akhirnya banyak yang suka, lalu saya buat secara massal,” katanya.

Awalnya produk yang dibuatnya seperti tas yang bisa dipakai untuk pengajian ibu-ibu di sekitar rumahnya. Lalu, ia melakukan inovasi dengan membuat aneka taplak meja dan sarung bantal. Seiring dengan waktu, saat ini varian produknya sudah semakin banyak, antara lain tempat tisu, tatakan gelas, gorden, sampai daster. “Sudah lebih dari 10 jenis, dimana masing-masing jenisnya, malah ada yang diproduksi sampai ribuan pieces,” terang Retno.  

Diakuinya, ia memulai bisnis craft dengan modal tidak lebih dari Rp5 juta. Untuk menghemat biaya, dia memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di rumahnya. Hanya bahan baku kain yang dibelinya dari Pasar Tanah Abang. “Untuk bahan baku, saya pilih bahan yang berkualitas,” sebutnya. Prospeknya cukup bagus, hal tersebut dibuktikan dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya.

Terkait harga, produk Citra Handrycraft ini dibanderol mulai Rp25 ribu hingga Rp450 ribu per pieces. Untuk meningkatkan penjualan, cara yang ditempuhnya adalah dengan rajin mengikuti beragam pameran di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. Bersama Pertamina, ia pernah memamerkan produknya di Yordania, Dubai, dan Hong Kong. Bahkan, beberapa kali produknya juga berhasil menembus Benua Eropa.

Retno banyak mengombinasikan blacu yakni bahan karung terigu dan kain perca untuk membuat karyanya. Perpaduan inilah yang membuat banyak warga asing menggemari produknya. Apalagi saat kain perca yang dipakai adalah kain baik, membuat nuansa Indonesia makin melekat di setiap hasil kerajinannya. Membuat setiap orang, bahkan warga asing sekalipun langsung kepincut saat melihatnya. 

Saat ini di workshopnya di kawasan Depok, Jawa Barat, ia telah memperkerjakan 4 karyawan untuk memproduksi aneka produknya. Menurut Retno, meskipun di bisnis ini tensi persaingan cukup tinggi, asalkan inovatif niscaya tidak akan kehilangan konsumen. “Yang meniru itu pasti banyak, kita harus punya ciri khas. Harus inovatif, selain tetap jaga kualitas dan kerapian jahit dan harga tentunya.”

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menambahkan, peluang usaha yang bisa dijalani oleh mitra binaan bisa datang dari mana saja, baik hobi atau yang lainnya. Dengan berkembangnya suatu usaha, akan membuka peluang terciptanya lapangan kerja dan mendukung perekonomian nasional. “Sesuai dengan implementasi SDGs tujuan ke-8 dan juga penerapan ESG dibidang sosial,” tutupnya. 

For English version of this news release, please click here

https://pertamina.com/en/news-room/news-release

Share this post