UPDATE HARIAN
PENANGANAN INTENSIF SUMUR YYA-1 PHE ONWJ
STATUS : MINGGU, 25 AGUSTUS 2019
DILAPORKAN : PUKUL 11.00 WIB
Pengeboran Relief Well telah mencapai kedalaman 2.008 meter atau 6.590 ftMD dari target 2.765 meter (sekitar 9.000 feet), Proses Pengeboran trayek lubang 12-1/4” dengan menggunakan metode ranging sedang berjalan.
PHE ONWJ melakukan upaya pengendalian dan mematikan sumur YYA-1 dengan melakukan pengeboran sumur relief well (YYA-1 RW). Pengeboran mulai dilakukan pada 1 Agustus 2019 dengan menggunakan rig Soehanah yang berdiri sekitar 1 kilometer dari anjungan YY, tempat sumur YYA-1 berada.
Rencananya, sumur relief well ini akan menembus sampai kedalaman sekitar 2.765 meter. Dengan pengeboran relief well ini, diharapkan dapat menutup sumur YYA-1 sehingga dapat menghentikan tumpahan minyak.
Per Sabtu, 24 Agustus 2019, PHE ONWJ menggelar oil boom sepanjang 14.135 meter untuk menghalau tumpahan minyak di perairan dan di pesisir pantai. Selain itu, PHE ONWJ juga mengerahkan 2.886 personil di darat dan laut, serta mengerahkan 47 unit kapal.
Oil boom yang digelar tersebar di sejumlah titik. Di perairan, PHE ONWJ menggelar 4.550 meter static oil boom di lapis pertama dan 1600 meter di lapis kedua. Selain itu, PHE ONWJ juga menempatkan 200 meter moveable oil boom, dan ditambah bantuan 400 meter oil boom di FSRU Nusantara Regas. Untuk di pesisir, PHE ONWJ menggelar 7.435 meter oil boom yang tersebar di Karawang & Kepulauan Seribu.
PHE ONWJ didukung 2.886 personil yang terbagi dua kelompok yaitu 929 personil bertugas di perairan dan 1.957 bertugas di daratan. Dukungan personil ini terdiri dari elemen Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI Polri, dan elemen masyarakat sekitar.
Operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 47 unit kapal. 12 unit kapal diantaranya bertugas untuk oil combat. Selebihnya bertugas untuk pengejaran dan pengepungan minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran.
Per Sabtu, 24 Agustus 2019, PHE ONWJ menempatkan 9 posko medis di Ciwaru, Pusaka Jaya Utara, Sedari, Tambak Sari, Batu Jaya, Tanjung Pakis, Cemara Jaya, Pasir putih, dan Kepulauan Seribu. Posko tersebut didukung 6 orang dokter, 39 tenaga medis, dan diperkuat dengan 5 unit ambulance yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Ambulance tersebut siaga di Sedari, Tambak Sari, batu Jaya, Tanjung Pakis, dan Cemara Jaya.
Sedangkan di Kepulauan Seribu, PHE ONWJ menempatkan 3 tim medis yang terdiri dari 1 orang dokter dibantu 2 tenaga medis serta penggunaan perahu ambulance yang bekerjasama dengan puskesmas Pulau Tidung dan pemberdayaan Puskesmas di Pulau Lancang Besar.
Posko kesehatan PHE ONWJ tersebut telah melakukan pengawasan kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan untuk sekitar 13.442 orang warga masyarakat (pemeriksaan harian sampai dengan 24 Agustus 2019).
Pemerintah Kabupaten Karawang membentuk Tim Kompensasi yang terdiri dari Lintas Dinas, Muspida, Muspika dan PHE ONWJ untuk penanganan kompensasi masyarakat akibat tumpahan minyak. Tim tersebut akan melakukan beberapa hal seperti merumuskan dan menetapkan standar nilai kompensasi sesuai hasil verifikasi. Masyarakat terdampak akan menyampaikan pengaduan kerugian ke posko pengaduan yang didirikan di setiap desa terdampak, kemudian dilakukan inventarisasi dan verifikasi oleh tim untuk memastikan data kerugian.
Untuk mempercepat proses kompensasi, Pertamina juga membentuk Tim Khusus Pendataan dan Kompensasi. Tim ini terbagi menjadi 8 (delapan) sub tim yang didalam nya terdiri dari perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Karawang, Pertamina Grup, dan Tim ahli yang turun langsung ke masyarakat. Sekitar 230 lebih personil diturunkan serentak untuk mendata secara komprehensif warga masyarakat yang terdampak di sepanjang lokasi di Karawang dan Bekasi.
{{ selectedMainItem.extraDescription }}
{{ selectedMainItem.extraDescription }}