TF ESC B20 Dukung Kebijakan Pemerintah dalam Memastikan Transisi Energi Berjalan dengan Baik
JAKARTA - Task Force Energy, Sustainability, and Climate (TF ESC) B20 bekerja sama dengan Society of Renewable Energy (SRE) menggelar webinar kedua dalam side event TF ESC International Essay Competition dengan tema Global Cooperation on Enhancing Energy Security pada Kamis, 28 Juli 2022, di Jakarta.
Oki Muraza, Manager Policy TF ESC B20, mengatakan bahwa Satgas Bisnis 20 (B20) bidang energi, keberlanjutan dan iklim telah mengajukan tiga rekomendasi kebijakan dimana rekomendasi kebijakan ketiga berfokus pada peningkatan korporasi global untuk meningkatkan akses tingkat konsumen dan kemampuan mengkonsumsi energi bersih dan modern dalam B20.
“Kami memastikan aksesibilitas energi ke pengguna akhir, yang berarti bahwa percepatan akses ke bahan bakar modern yang bersih sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan bakar padat untuk memasak,” ujarnya saat pembukaan webinar tersebut.
Namun, ia melihat masih ada target akses listrik yang tertinggal, terutama di negara berkembang. “Oleh karena itu, diperlukan kombinasi alam rangka memperkuat jaringan dan mini-grid, seperti pendukung regulasi dan kebijakan, serta dukungan pembiayaan yang kuat dan komunitas yang kuat untuk perpanjangan yang hebat,” terang Oki.
Konsumsi energi yang meningkat dari waktu ke waktu didorong oleh populasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, adopsi energi bersih dan modern harus disediakan, tidak hanya untuk mengurangi gas rumah kaca, tetapi juga memberikan manfaat penghematan biaya untuk rumah tangga dan usaha mikro kecil menengah.
“Kami melihat negara-negara G20 mendukung penerapan teknologi bersih dan modern serta menyediakan infrastruktur dengan dukungan keuangan, aksesibilitas, peningkatan keterampilan, dan program kesadaran untuk rumah tangga dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Transisi energi terutama di negara-negara berkembang dalam ekonomi G20 dan seterusnya akan memerlukan serangkaian tindakan yang menargetkan pengurangan biaya energi yang dibutuhkan, investasi transisi untuk mengatasinya,” kata Oki yang juga menjabat SVP Research & Technology Innovation PT Pertamina.
Untuk itu, Jacques Warichet selaku Power System Transformation Analyst dari International Energy Agency mengatakan, pemerintah harus memastikan bahwa izin dan regulasi/kebijakan harus diselesaikan dengan cepat.
“Kita perlu mendorong integrasi sistem energi terbarukan untuk memastikan bahwa penyebaran cepat dilakukan dengan cara yang aman dan berkontribusi pada transisi energi, kata Jacques.
Senada dengan Jacques, Nuki Agya Utama selaku Executive Director - ASEAN Centre for Energy mengatakan agar pemerintah harus memastikan ketahanan energi bagi masyarakat.
“Kami mendorong pemerintah untuk memastikan agar energi kan tersedia untuk berbagai kalangan masyarakat, tak hanya untuk negara maju tapi untuk negara-negara berkembang,” terang Nuki.
Chair of G20 Energy Transition Working Group Yudo Dwinanda Priadi mengatakan, untuk melakukan pengembangan solusi energi harus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil agar mengurangi dampak dari emisi karbon.
“Kita harus menggalang kerja sama dan berkolaborasi, karena ini merupakan kesempatan yang nyata. Kita harus melihat masalah sebagai peluang untuk bertumbuh menciptakan kebijakan yang terbaik dan memastikan keputusan tersebut dapat menjaga keamanan energi,” ungkap Yudo.•HM
{{ selectedMainItem.extraDescription }}
{{ selectedMainItem.extraDescription }}