Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan Implementasi Transisi Energi Berkelanjutan
JAKARTA - Kesiapan teknologi, ekonomi, serta akses dan infrastruktur adalah tantangan utama dalam menyambut era transisi energi untuk menghadapi perubahan iklim.
Demi mendapatkan dukungan teknologi dan pendanaan global, Task Force Energy, Sustainability, and Climate B20 bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan IRENA menyelenggarakan 2nd Partners in Energy Transitions, secara hybrid dari Hotel Pullman, Selasa, 19 Juli 2022.
Forum ini merupakan pertemuan forum kedua setelah sebelumnya berhasil dilaksanakan pada 1 April 2022, dihadiri 160 perwakilan dari badan usaha, pemerintah, dan non-pemerintah, dan institusi. Melalui kegiatan ini, diharapkan anggota IRENA dan anggota TF ESC B20 dapat membuka sinergi yang lebih luas secara internasional, untuk membuka potensi energi baru terbarukan di Indonesia secara lebih nyata.
Chair of Energy, Sustainability, & Climate Task Force Business20, Nicke Widyawati yang juga Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, transisi energi adalah kunci solusi untuk semua permasalahan global dan perubahan iklim. “Untuk menurunkan biaya teknologi dalam pengembangan energi dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi. Dan saatnya adalah sekarang untuk semua pemangku kepentingan bertindak bersama-sama untuk mencapai misi besar transisi energi,” ujarnya.
Kegiatan tersebut terbagi menjadi empat sesi. Sesi pertama, berisi penjabaran bagaimana tantangan dan peluang untuk meningkatkan pembiayaan energi bersih dan memanage/mengurangi risiko investasi di negara berkembang. Para pembicara berbagi cerita pengalaman terkait dengan transisi energi dan mobilisasi investasi menuju penyebaran dan fasilitasi energi terbarukan di Kawasan Asia dan sekitarnya.
Sesi kedua, tentang forum investasi yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan pengambil keputusan, dengan lebih mudah melalui platform fasilitasi proyek IRENA, seperti Platform Investasi Iklim (CIP) dan platform Energy Transitions Accelerator Financing (ETAF). Sesi ketiga, berisi tentang gambaran peluang energi bersih di Indonesia dan pentingnya proyek bioenergi dan energi terbarukan.
Terakhir sesi keempat, salah satu pembicaranya dari Pertamina yaitu Ary Kurniawan, VP Planning & Commercial Development. Ia menjelaskan tentang economic of scale, dimana keadaan bisnis akan untung hanya jika memproduksi produk/service dalam jumlah besar. Menurutnya, untuk mencapai green economy, entitas bisnis harus memproduksi sebuah bahan jadi dalam jumlah besar agar tidak merugi.
“Itulah mengapa penting pemerintah memberikan mandat atau arahan jelas dan insentif kepada kami agar green economy dapat berjalan dengan optimal,” paparnya.
Hal tersebut dipertegas Agung Wicaksono selaku Deputy Chair Task force ESC B20. “Transisi energi adalah hal yang harus terjadi. Di sinilah peran para pelaku usaha untuk mewujudkannya, baik dari segi pembiayaan maupun teknologi. Dan pertemuan ini merupakan awal untuk mewujudkan komitmen tersebut,” tutupnya.•IN
{{ selectedMainItem.extraDescription }}
{{ selectedMainItem.extraDescription }}