Saat ini Pertamina mengelola proyek-proyek skala raksasa di sektor pengolahan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan, sekaligus mendukung pengembangan usaha Pertamina ke bisnis petrokimia. Sejak Oktober 2016 Pertamina membentuk Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) yang difokuskan untuk menangani megaproyek yang terdiri dari program revitalisasi kilang eksisting (proyek Residual Fuel Catalytic Cracking/RFCC Cilacap, Proyek Langit Biru Cilacap/PLBC, dan Proyek Refinery Development Master Plan/RDMP di kilang Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Balongan, serta pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR).
Berdasarkan roadmap peningkatan kapasitas kilang yang telah disusun Pertamina, target produksi BBM setelah proyek-proyek RFCC, PLBC, RDMP dan New GRR selesai akan mencapai 2 juta barrel per hari di tahun 2025. Terealisasinya proyek ini akan membuat Indonesia lepas dari ketergantungan impor BBM dan menghasilkan pendapatan yang signifikan serta kontribusi kepada negara dalam bentuk devisa. Selain itu, pembangunan kilang minyak baru juga berpotensi meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui penciptaan nilai tambah di sektor hilir dengan mengintegrasikan kilang minyak dengan petrokimia.
{{ selectedMainItem.extraDescription }}
{{ selectedMainItem.extraDescription }}